Spammer Lebih Suka Menyerang Melalui Jejaring Sosial daripada Email


Menurut para pakar keamanan, sekarang para spammer lebih suka menggunakan jejaring sosial daripada email untuk melancarkan aksinya. Menurut pakar keamanan Dan Olds dari Gabriel Consulting Group hal ini sebagian disebabkan semakin ampuhnya filter spam pada email sehingga puluhan miliar pesan spam kini berpindah haluan ke situs jejaring sosial.

Mark Risher, chief executive officer untuk penyedia software anti-spam Impermium, menyatakan, Spam jejaring sosial dapat lebih efektif daripada email. Kita melihat sangat banyak spam disana dan trennya meningkat. Menurut Risher, 40 persen akun di jejaring sosial sebenarnya dimiliki spammer, dan 8 persen pesan terkirim via situs-situs tersebut adalah spam. Tepatnya sudah dua kali lipat volume pesan spam 6 bulan lalu.

Facebook dan Twitter bahkan terpaksa menggugat jaringan periklanan yang dituduh menjalankan penipuan pada halaman palsu, yang dapat mengakibatkan pengguna membatalkan account mereka setelah memiliki pengalaman buruk dengan jaringan sosial mereka.

Jejaring sosial besar seperti Facebook dan Twitter mungkin memiliki pengalaman dan sumber daya untuk mendeteksi dan memerangi spammer secara lebih efektif, namun situs baru seperti Pinterest mungkin tidak begitu siap. Di Pinterest, link untuk spam dapat tersembunyi pada foto, yang sulit dilihat pengguna. Link tersebut kemudian bisa berpotensi membawa pengguna ke situs-situs pornografi atau mengunduh virus. Memang tampaknya tidak ada yang namanya solusi mudah dalam pertempuran tanpa akhir melawan spam.