Para peretas telah menargetkan serangan ke jaringan-jaringan komputer pemerintah Amerika Serikat dan organisasi hak cipta menyusul penutupan situs berbagi file Megaupload.
Departemen Kehakiman AS (DoJ), FBI, dan the Motion Picture Association of America (MPPA) di antara yang dibombardir dengan lalu lintas (traffic) Internet, tulis BBC dalam laporan terbarunya.
Sebuah pernyataan mengaitkan kelompok hacker Anonymous sebagai yang bertanggung jawab.
DoJ mengumumkan pada Kamis lalu bahwa mereka telah mengambil tindakan untuk memaksa Megaupload dan nama domain terkait offline, dan menuduh pendiri situs berbagi file itu dan sejumlah orang lainnya telah melanggar undang-undang pembajakan.
Empat orang karyawan Megaupload telah ditangkap di Auckland, Selandia Baru atas permintaan pemerintah AS.
Polisi juga menyita uang tunai, mobil mahal, dan senapan laras pendek dari kediaman pendiri Megaupload, Kim Dotcom, pria berkebangsaan Jerman yang juga dikenal sebagai Kim Schmitz.
Mereka muncul di pengadilan pada Jumat (20/1). Salah satu pengacara mereka awalnya keberatan ketika media meminta mengambil gambar mereka, namun terdakwa mengatakan bahwa mereka tidak keberatan karena tidak ada yang perlu disembunyikan.
Situs mereka yang beroperasi di Hong Kong telah diakses 150 juta pengguna dan 50 juta hit sehari. Didukung selebriti model terkenal Kim Kardashian dan penyanyi Alicia Keys dan Kanye West dan beberapa lainnya, menjadikan laman itu sebagai salah satu situs berbagi file berprofil tinggi.
Berita tentang penangkapan orang-orang Megaupload beredar sehari setelah ribuan website mengambil bagian dalam aksi blackout untuk memrotes usulan undang-undang anti-pembajakan, namun DoJ menyatakan itu dua hal yang tidak berhubungan.
Sebuah pernyataan dari departemen kehakiman mencatat bahwa dakwaan dewan juri terhadap karyawan Megaupload dikeluarkan pada 5 Januari lalu.
Beberapa jam kemudian sebuah pernyataan dikaitkan ke akun twitter @AnonymousWiki berisi pesan pengakuan kelompok hacker Anonymous bahwa mereka telah melancarkan serangan besar terhadap situs-situs pemerintah dan industri musik AS.
Dikatakannya bahwa 10 situs telah offline karena aksi mereka, sebagai respon atas penutupan situs Megaupload, termasuk situs FBI, Universal Music, RIAA (Asosiasi Industri Rekaman Amerika), dan Hadopi--lembaga pemerintah Prancis yang melindungi karya-karya kreatif di Internet.
Pada hari Jumat (20/1), halaman web Universal menampilkan pesan: "Situs ini sedang dalam pemeliharaan. Mari berharap ini bisa kembali segera."
Laman Hadopi juga offline, melaporkan sedang ada "masalah teknis". Namun situs lain yang ada dalam daftar Anonymous tetap tampil.
Blog perusahaan keamanan Internet Sophos mengatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan menyebarkan link-link melalui Twitter dan bagian lain di Internet yang mendistribusikan serangan denial-of-service (DDoS).
Jika Anda mengunjungi website dimaksud dan tidak men-disabled javascript, Anda akan langsung, tanpa interaksi pengguna, mulai membanjiri website yang disasar Anonymous dengan traffic tidak diinginkan, membantu menguatkan serangan DDoS, kata Sophos.
Ini menunjukkan bahwa serangan tersebut masuk secara ilegal, yang berarti pengguna mengambil bagian dalam tindakan yang melanggar hukum tersebut.
Sebuah tweet dari satu akun yang terkait dengan Anonymous mengindikasikan bahwa upaya-upaya sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali Megaupload.
Link melekat sebentar-sebentar mengarahkan pengguna ke sebuah situs yang mirip dengan website yang diserang. Alamat menggunakan nama domain .bz yang mengindikasikan itu terdaftar di Belize.
Seorang blogger mengingatkan bahwa situs itu merupakan sebuah scam yang dirancang untuk mencuri informasi dari pengunjung.
Pada analis mengatakan ada risiko bahwa kampanye Anonymous bisa mendistorsi kampanye lebih besar melawan undang-undang anti-pembajakan, Stop Online Piracy Act (SOPA) dan Protect Intellectual Property Act (PIPA).
Kampanye Anonymous itu bisa menimbulkan kontra produktif apabila para penasihat hukum pro-SOPA dan PIPA menggambarkan tindakan itu sebagai wakil dari mereka yang menentang undang-undang tersebut.
Di tempat lain, penemu web, Tim Berners-Lee meningkatkan dukungannya untuk kampanye melawan SOPA, BBC melaporkan.