Bujuk Waria Pakai Kondom Lebih Mudah dari Wanita Pekerja Seks

img

Penggunaan kondom saat melakukan hubungan seks bisa membantu mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi survei menunjukkan 7 dari 10 orang Indonesia tidak menggunakan pelindung saat pertama kali berhubungan seks.

Berdasarkan hasil Sexual Wellbeing Global Survey yang dilakukan oleh Durex terhadap 1.015 partisipan laki-laki dan perempuan Indonesia yang berusia di atas 18 tahun, ditemukan 7 dari 10 orang Indonesia tidak menggunakan pelindung terhadap infeksi menular seksual ketika pertama kali berhubungan seks.

"Mau melakukan hubungan seks tapi tidak tahu risikonya dan tidak berpikir panjang," ujar dr Boyke Dian Nugraha, SpOG dalam acara Media talk show: Sexual Wellbeing Global Survey di Restoran Black Cat, Jakarta, Rabu (30/11/2011).

dr Boyke menuturkan hal ini bisa menyebabkan penularan HIV/AIDS atau penyakit menular lainnya dan juga mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, maka tak heran jika banyak terjadi aborsi ilegal di Indonesia.

Padahal jika kondom digunakan dan disimpan dengan benar bisa memberikan perlindungan hingga 100 persen dalam mencegah penyakit infeksi menular seksual dan juga kehamilan yang tidak diinginkan.

Namun jangan menyimpan kondom sembarangan karena ia tidak boleh terkena sinar matahari sebab bisa membuat kondom tersebut menjadi retak sehingga tidak memberikan perlindungan maksimal. Selain itu jangan menggunakan kondom berulang-ulang tapi cukup sekali pakai.

"Jangan pelit kalau pakai kondom, ganti dengan yang baru jika ingin melakukan hubungan seks lagi dan kalau mau buang kondom digunting-gunting dulu agar tidak dimainin anak-anak," ujar dr Boyke.

Meski sering disepelekan, tapi ada 3 hal yang menjadi alasan mengapa seseorang sebaiknya menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks, yaitu:
1. Untuk mengendalikan kelahiran sehingga bisa menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Untuk melindungi diri terhadap penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual.
3. Sebagai pelindung tambahan atau cadangan dari metode kelahiran lain yang digunakan (misalnya lupa mengonsumsi pil KB).penggunaan kondom di kalangan lelaki masih lebih rendah dibanding alat kontrasepsi lain. Namun di kelompok berisiko, kesadaran memakai kondom di kalangan gay dan waria lebih tinggi dibandingkan kalangan perempuan pekerja seks.

Rendahnya kesadaran untuk memakai kondom di kalangan perempuan pekerja seks salah satunya disebabkan oleh kurangnya pendampingan. Akibatnya banyak yang tidak tahu pentingnya seks yang aman, lalu tidak merasa perlu membujuk pelanggan untuk saling melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS).

"Kami akui pendampingan bagi kelompok perempuan pekerja seks memang masih kurang," kata Ketua Bidang Pengelolaan Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumatera Selatan, Agusdin saat ditemui di kantornya, Jl Kapt Anwar Sastro, Palembang, Rabu (28/9/2011).

Faktor lain di balik rendahnya kesadaran untuk memakai kondom, menurut Agusdin adalah posisi tawar para perempuan pekerja seks yang relatif lemah. Jika terlalu memaksakan penggunaan kondom, para pekerja seks biasanya akan ditinggalkan pelanggannya untuk 'jajan' di tempat yang lain.

Sementara di kalangan Gay, Waria dan Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (GWL), menurut Agusdin kesadaran untuk memakai kondom justru lebih tinggi. Faktor utamanya adalah soal pendampingan, yang menurutnya lebih optimal dilakukan pada kelompok ini.

Hal itu diakui sendiri oleh Ketua Maharani Kasih Peduli, Juned (36 tahun) yang aktif mendampingi komunitas GWL. Juned mengatakan, dampingan KPA Provinsi Sumatera Selatan cukup efektif meningkatkan kesadaran untuk melakukan seks yang aman dengan memakai kondom.

"Kalau dikira-kira, mungkin 80 persen komunitas GWL udah memakai kondom. Kalaupun ada yang masih sulit mengakses kondom, masalahnya adalah transportasi misalnya untuk menjangkau wilayah perairan seperi Kabupaten Banyuasin," papar Juned yang juga tinggal di Banyuasin.

Menurut data BKKBN Sumsel, tingkat penggunaan kondom baru sekitar 59,6 persen. Angka ini belum terlalu memuaskan, sehingga masih diberi nilai kuning pada rapor pencapaian kinerja BKK

Source

0 komentar:

Post a Comment

Buat yang mau komen silakan tapi jangan Nyepam ya...